Selasa, 19 April 2011

Berita Unik

Ada Pintu Neraka di Usbekistan 

DAVAZ, KOMPAS.com – Pintu neraka sering dilukiskan dengan suasana api menyala yang sangat mengerikan panasnya. Kondisi seperti itulah yang terdapat di sebuah lubang api menganga di daratan Usbekistan, Asia Tengah. Maka lubang api itu pun disebut sebagai “pintu neraka”.
Lubang api itu berukuran sekitar dua kali lapangan bola dengan kedalaman lebih dari 30 meter. Semula ukurannya tidak sebesar itu sejak pertama kali tahun 1975 “pintu neraka” itu dijumpai manusia.
Awalnya ahli geologi menggali dengan alat berat untuk pengeboran gas alam. Anehnya, di lokasi itu ditemukan jurang besar di bawah tanah. Saking besarnya, semua peralatan untuk penggalian itu terperosok ke dalam.
Jurang itu dipenuhi dengan gas bumi yang beracun. Belum ada keterangan resmi Uni Soviet kala itu terkait berapa jumlah korban tewas akibat terkena gas beracun. Namun para ahli segera menyingkir dan semua peralatan yang terperosok itu ditinggal pergi.
Untuk menghindari gas beracun yang terlanjur terbuka ke langit bumi itu menyebar, para ahli memutuskan untuk membakarnya. Posisinya berada di dekat kota kecil bernama Davaz.
Praktis sejak 1975 lobang raksasa itu menyemburkan api seperti gunung berapi dan masih tetap menyala hingga kini walau sudah 35 tahun berlalu. Masyarakat sekitar tak ada yang berani mendekat karena pengaruh medan panas hingga beberapa ratus meter, sehingga dinamakan “pintu neraka”.
Sampai sekarang belum ada penjelasan apakah “pintu Neraka” itu ukurannya melebar atau stabil karena gas yang keluar dari perut bumi itu langsung terbakar. Walau terkena hujan pun, apinya tidak mati.
Lubang api raksasa itu kelihatan dari kejauhan karena berada di daratan tandus yang luas. Bila malam, tampak semakin jelas dengan sorotan cahaya kekuningan yang bersumber dari “pintu neraka” itu.
Mirip dengan Lumpur Lapindo, yang terus mengeluarkan lumpur panas gara-gara pengeboran yang dinilai gagal sehingga menyembur ke permukaan bumi. Hingga kini juga belum ada ahli geologi yang mampu menghentikan semburan lumpur panas lapindo. Yang bisa dilakukan hanya membatasi agar area efek lumpur panas itu tidak terus melebar.




Air Zam-zam Ala Masjid Peneleh Surabaya 

By Amril Amarullah – Jumat, 20 Agustus
VIVAnews – Matahari terasa menyengat, suhu di Kota Surabaya kala itu mencapai 32 derajat celcius, salat dzuhur berjamaah baru saja usai dilaksanakan. Sambil berteduh, para jamaah duduk-duduk santai, ada yang tidur-tiduran, bercengkrama bahkan tidak sedikit yang membaca ayat-ayat suci Al-Quran.
Pemandangan seperti itu kerap terjadi setiap harinya di Masjid Jami Peneleh, di Jalan Peneleh 5 No 41, Surabaya, Jawa Timur, terlebih selama bulan suci ramadan.
Selain karena kemegahannya, masjid ini juga menyimpan banyak cerita. Lokasinya yang berdekatan dengan rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, salah satu pahlawan kemerdekaan RI, juga tercatat sebagai masjid tertua di Kota Surabaya yang berdiri pada 1421, dibangun beberapa bulan sebelum dibangun Masjid Ampel.
Namun sayang, sekarang masjid ini nyaris luput dari perhatian orang banyak, tapi jika bertandang ke masjid ini dan menanyai setiap orang di kawasan itu, ceritanya begitu manarik, beragam, dan tentu banyak versi. Tidak ketinggalan aroma mistik. Maklum carita lisan yang kerap dibumbui imajinasi dari tiap-tiap generasi.
Bahkan, tidak sedikit mereka yang datang, selain salat dan berziarah, juga berburu air sumur untuk wudhu dan juga diminum. Konon menurut cerita, sumur itu diyakini sebagai petilasan (makam) Sunan Ampel atau Raden Rahmad. Sehingga akan berkah bila wudhu dengan air itu. Bahkan tidak sedikit yang membawanya pulang.
“Banyak cerita dari sejarah msajid ini, tetapi yang saya perhatikan bila datang ke sini banyak yang salat dan pulangnya membawa air yang diambil dari sumur masjid itu, katanya sumur tua itu berkhasiat,” ujar Imam Sahuri salah seorang pendatang yang mondok di kawasan itu.
Banyak yang meyakini, kualitas air sumur Masjid Peneleh sepadan dengan sumur di Masjid Ampel dan air zam-zam di halaman Kota Suci Mekah.
Keunikan lain yang tidak bisa disangkal, sampai saat ini sumur itu masih mengeluarkan air meski di musim kemarau panjang. Namun sayang, letak sumur mukzizat ini tersembuyi di bawah tangga dan bedug, sehingga sulit dilihat. Hanya saja air itu mengalir ke tempat wudlu.
Jika melihat kultur arsitekturnya, masjdi tua yang masih berdiri kokoh itu, termasuk masjid aliran neuw imperial. Pernah direnovasi pada tahun 1800. Masjid Peneleh ini, serupa dengan karakter bangunan Gedung Negera Grahadi di Jl Gubernur Suryo yang dibangun 1777.
Tiang penyangganya dari kayu jati termasuk rangka langit langitnya. Ada 10 tiang kayu jati raksasa menjulang tinggi dan saling menyambung di bagian langit-langit. Dipadu dengan kaca ukir yang cantik dan unik di setiap jendela masjid, menambah keindahan bangunan masjid. (adi)
***
Laporan: Tudji Martudji | Surabaya




Bersetubuh Dengan Sapi 

Selasa, 09/09/2008 10:12 WIB
Pria Bali Tertangkap Basah Setubuhi Sapi
Gede Suardana – detikNews
Denpasar – Nengah Sutarya tertangkap basah sedang bersetubuh dengan seekor sapi betina. Perbuatan mesum itu dilakukan Sutarya di kandang sapi ‘malang’ itu.
Peristiwa aneh tapi nyata itu terjadi di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng Bali. Dalam waktu singkat, peristiwa yang terjadi pada Agustus lalu itu menyebar dan membuat geger warga Buleleng.
“Dia kepergok seorang warga sedang telanjang sambil memegang pantat sapi betina milik keponakannya di tegalan dekat kandang sapi itu,” kata Ketua Kelian (kepala) Desa Pakraman Julah, Ketut Sidemen, Senin (8/9/2008).
Akibat perbuatannya, Sutarya harus menanggung biaya upacara Pecaruan Balik Sumpah. Upacara ini dilakukan untuk membersihkan desa yang ternoda oleh perbuatan Sutaryo. Termasuk juga untuk mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.
“Sebelum upacara Pecaruan itu digelar, Desa Adat Julah dinyatakan sebel (kotor) sehingga harus dibersihkan secara niskala (alam gaib),” ungkap Sidemen.
(gds/djo)
http://www.detiknews.com/read/2008/09/09/101246/1002806/10/pria-bali-tertangkap-basah-setubuhi-sapi
***
Jumat, 11/06/2010 12:49 WIB
Remaja Jembrana ‘Dinikahkan’ dengan Sapi yang Disetubuhinya
Gede Suardana – detikNews
Jembrana – Nasib anak baru gede (ABG) berinisial GA (18), warga Desa Yehembang, Kabupaten Jembrana, Bali, sungguh malang. Ia “dinikahkan” dengan sapi yang disetubuhinya.
Prosesi “pernikahan”  ini merupakan bagian dari ritual pembersihan desa yang dianggap kotor akibat perbuatan menyimpang GA dengan seekor sapi . Namun, belum ada penjelasan dari pihak desa makna dari upacara “pernikahan” tersebut.
Prosesi pembersihan desa tersebut dimulai sekitar pukul 12.00 Wita, Jumat (11/6/2010). Sebelum acara dimulai, ratusan warga Desa Yehembang memadati lokasi persetubuhan AG  dengan sapi di tepi pantai Banjar Pasar.
Dalam prosesi “pernikahan” itu, si pemuda menggunakan pakaian adat Bali sedangkan sapi betina ini dihias dengan kain putih. GA dan sapi bersanding hanya berjarak satu meter. Upacara “pernikahan” ini dipimpin seorang pemangku.
GA tampak murung saat “dinikahkan” dengan sapi. Ia banyak menunduk. Tak ada kata yang terucap. “Mungkin saja ia sedih dan malu karena ditonton banyak orang,” kata seorang warga, Nyoman Listri, yang sengaja datang untuk menyaksikan ritual tersebut.
Upacara “pernikahan” yang merupakan bagian dari ritual pembersihan desa dari kotor mendapat penjagaan dari polisi.
Selanjutnya, usai “pernikahan” tersebut, ritual akan dilanjutkan dengan menenggelamkan sapi ke tengah laut dan memandikan si pemuda.
(gds/nrl)
***

 

Pengemis Bukan Si Kantong Tipis 

Kemas Irawan Nurrachman dan Moehammad Samoedera Harapan – Tim Laporan Khusus Jakarta.
Anggapan mengemis hanya dilakoni orang miskin bisa berubah bila bertemu kakek yang satu ini. Penampilannya memang memelas, namanya saja orang sudah tua. Umurnya 70 tahun tentu kulit sudah kerut merut. Sudah begitu bajunya compang-camping pula.
Dan di siang yang terik itu, kakek itu menggelesot saja di depan teater Senen, Jakarta Pusat. Setiap ada orang lewat, ia mengulurkan tangannya. Hati siapa yang tidak iba. Kasihan orang sudah setua itu pasti sudah tidak bisa bekerja, mungkin begitulah pikir orang yang mengangsurkan uang kepadanya.
Tapi jangan salah. Kakek tua itu adalah Cahyo. Ia berasal dari Madura, Jawa Timur. Sudah menjadikan pengemis sebagai profesi utama sejak dua tahun lalu. Dan pendapatannya dari pekerjaan tidak terhormat itu ternyata besar. Bahkan mengalahkan pegawai kantoran.
“Dalam setengah hari saya bisa mendapatkan Rp120 ribu. Bahkan dalam sehari bias mencapai Rp200 ribu. Karena sekarang jarang ada orang memberikan Rp 200, minimal biasanya Rp 500,” cetus kakek ini.
Cahyo awalnya bekerja menjadi pemulung dan tinggal bersama anaknya di Pademangan. Namun karena sudah tua, pria asal Madura itu tidak kuat lagi melakoni kerja pemulung yang berat. Ia kemudian beralih profesi menjadi pengemis di sekitar Senen. Kakek ini lalu mengontrak rumah petak di Kampung Gaplok, Senen. Biaya sewanya Rp 150 ribu per bulan termasuk listrik. Di sini ia tinggal bersama dua orang cucunya yang juga menjadi peminta-minta. “Iya mau bagaimana lagi? Itung-itung ada pemasukan tambahan,” kata Cahyo soal cucunya.
Cucu Cahyo biasanya mangkal di Perempatan ITC Cempaka Putih. Mereka dibawa orang yang lebih dewasa sehingga penghasilan pun dibagi dua. Dalam sehari rata-rata cucu Cahyo membawa pulang Rp 70-90 ribu. Banyak uang tidak membuat Cahyo lupa menabung. Uang itu biasanya kemudian dipakai untuk ongkos pulang kampung. Bila pulang kampung, kakek ini memegang Rp 3 juta untuk biaya hidup selama seminggu di sana.
Selain untuk ongkos, sisa tabungan dibelikan sapi. Kini setelah dua tahun bekerja di Jakarta, Cahyo sudah bisa memiliki 8 ekor sapi. Setiap pulang kampung, kakek ini membeli 3-4 ekor sapi.
Untuk merawat binatang ternak itu, si kakek membayar orang. “Setelah itu nanti hasilnya dibagi dua dengan yang merawat. Itung-itung untuk bagi-bagi rezeki,” katanya santai. Dengan penghasilan yang lumayan itu, jangan heran bila Cahyo betah menjadi pengemis. Ia tidak kapok melakoni profesi tidak terhormat itu meski sudah pernah ditangkap trantib.
Penangkapan itu terjadi beberapa bulan lalu. Saat itu Cahyo sedang berada di depan bioskop Senen. Hari itu si kakek tidak membayar uang keamanan. Maka ia pun dilaporkan dan ditangkap trantib. Untuk bisa bebas lagi, Cahyo terpaksa harus membayar Rp 600 ribu. Kini Cahyo lebih berhati-hati. Ia telah menemukan trik agar tidak tertangkap lagi. Setiap hari ia tidak lupa membayar uang keamanan pada preman Senen. Hasilnya hingga kini tidak pernah ada masalah lagi saat terjadi razia.
Keberadaan pengemis seperti Cahyo ini diketahui benar oleh Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinas Kesos) DKI Jakarta. Dalam razia, instansi yang dipimpin Syarif Mustofa ini sering menemukan bukti pengemis bukan berasal dari orang miskin.
Syarif Mustofa pun lantas menyebut para pengemis sebagai pemalas. Mereka pura-pura menjadi gelandangan di Jakarta, padahal di kampungnya mereka cukup berada. “Saya membuktikan sendiri bahwa mereka orang berada, karena saya pernah mengantar mereka sampai ke depan rumah?” kata Syarif.
Berdasarkan realitas itu, menurut Syarif, solusi paling tepat mengurangi jumlah gepeng di Jakarta adalah dengan tidak menaruh belas kasihan pada kelompok ini. Warga Jakarta diimbau tidak memberikan uang kepada para pengemis di jalanan. Uang sebaiknya disumbangkan pada badan amal yang bisa dipertanggungjawabkan. (iy)


   

Hitler Meninggal di Indonesia? 

VIVAnews – Diktator Jerman, Adolf Hitler diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, fakta itu kini dipertanyakan.
Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat menyatakan tengkorak milik Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin NAZI tersebut.
Itu adalah tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun.
Penemuan ini, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua.
Sejumlah teori beredar soal dimana kematian Hitler. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia.
***
Jurnalis Argentina sekaligus pengarang buku ‘Bariloche Nazi’, Abel Basti meyakini Hitler tewas di Argentina pada 1960.
Basti mengklaim Hitler melarikan diri dari Jerman menggunakan kapal selam. Bersama belahan jiwanya, Eva Braun, Hitler diyakini menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah kota bernama Bariloche. Basti mendasarkan klaimnya atas keterangan beberapa saksi.
Kemudian, seperti dikutip laman Salisburypost, 30 Agustus 1999, artikel surat kabar pada 17 Juli 1945, memberitakan Hitler dan Eva braun terlihat di Argentina.
Seorang wartawan mengirim cerita dari Montevideo ke Chicago Times — Hitler dan Braun melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam. Keduanya hidup di kompleks orang-orang Jerman di Patagonia.
Sementara, klaim bahwa Hitler meninggal di Brazil didasarkan pengakuan anggota NAZI bahwa Hitler meninggal pada 1980 di Brazil.
Brazil diketahui sebagai tempat pelarian para mantan pengikut Hitler. Sebuah makam NAZI bahkan ditemukan di pedalaman Hutan Amazon, lengkap dengan lambang NAZI di nisan yang berbentuk salib.

***
Sebuah artikel mengejutkan telah lama beredar di sejumlah mailing list dan laman jejaring sosial. Artikel itu berisi versi lain cerita kematian diktator Jerman, Adolf Hitler. Dikatakan Hitler meninggal di Indonesia.
Cerita ini berawal dari sebuat artikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo — dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.
Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya
Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal — Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.
Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.
Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya — yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.
Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.
Keyakinan Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata dia, setiap melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui adalah Hitler.
Keyakinannya bertambah saat seorang keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.
Dalam halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di masa tua. “Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf.”
Saat membaca buku tersebut, Sosro makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch.
Dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) — yang merupakan pukulan dahsyat bagi tentara Jerman.
Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang Yahudi.
“Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak tahu. Sebab, saat itu situasi di Berlin dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing,” kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana.
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, “ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali.”
Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya ‘Dolf’, yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.
Usai membaca artikel-artikel tersebut, Sosro mengaku menghubungi Sumbawa Besar. Dari sana, dia memperoleh informasi dr Poch meninggal di Surabaya.
Poch meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.
Sementara istrinya yang asal Jerman pulang ke tanah airnya, Poch diketahui menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial S. Dia diketahui tinggal di Babakan Ciamis.
Setelah menutup mulut,  S akhirnya memberi semua dokumen milik suaminya pada Sosro. termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch.
Ada juga buku catatatan berisi nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman
Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.
“Ada kemungkinan buku catatatan dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun,” kata Sosro.
Ada juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler — yakni  B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar.
Istri kedua Poch, S juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, “jangan bilang siapa-siapa.”
Sosro mengaku tak ada maksud tersembunyi di balik pengakuannya. “Saya hanya ingin menunjukan Hitler meninggal di Indonesia,” kata dia.
Hingga saat ini apakah Hitler tewas di bunker, di Argentina, Brazil, atau Indonesia, belum bisa dipastikan. Kisah akhir hayat ‘sang Fuhrer’ terus jadi misteri.
***
http://nasional.vivanews.com/news/read/131304-hitler_meninggal_di_indonesia_

   

Wow, Bayi Kembar Punya Ayah Berbeda 

bayikembar(amazon)Vera Farah Bararah – detikHealth
**
Dallas, Anak kembar yang lahir secara bersamaan tapi memiliki ayah yang berbeda. Mana mungkin? Tapi ini peristiwa nyata yang terjadi di Dallas AS. Ini bukan mistik tapi karena perilaku sang ibu yang bikin si kembar punya ayah berbeda.
Sebelas bulan yang lalu, di Dallas Amerika Serikat lahir bayi kembar Justin dan Jordan dengan ayah yang berbeda, fenomena ini dikenal dengan heteropaternal superfecundation yang sangat jarang sekali terjadi dan sedikit yang diketahui oleh dunia.
“Saya memiliki bayi kembar, tapi mereka dari ayah yang berbeda,” ujar Mia Washington kepada stasiun TV setempat seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Rabu (1/7/2009).
Mia Washington dan tunangannya Horrison menyatakan anak kembar mereka memiliki bentuk wajah yang berbeda dan mereka disarankan untuk melakukan paternity test. Mereka melakukan di Dallas DNA Lab Clear Diagnostics yang menyatakan mereka tidak pernah melihat hal ini sebelumnya dan terdapat kemungkinan 99,999% Justin dan Jordan memiliki ayah yang berbeda.
Kemungkinan besarnya adalah Jordan anak biologis Harrison dan Justin anak biologis dari hubungan terlarang ibunya dengan pria lain.
Direktur Lab Clear Diagnostic Genny Thibodeaux mengatakan, “Very crazy dan pasti banyak orang yang tidak percaya hal ini terjadi”.
Dr. Chris Dreiling, dari Pediatric Association of Dallas, mengatakan bahwa wanita bisa melepaskan lebih dari satu sel telur selama masa ovulasi, dan jika wanita tersebut memiliki hubungan lain pada saat yang berdekatan, kemungkinan sperma dari pasangan yang berbeda bisa mengimbuhi masing-masing sel telur.
“Karena sel sperma membutuhkan waktu yang cukup panjang dan begitu juga dengan sel telur sehingga kemungkinan bisa terjadi overlap,” ujar Dreiling, yang menjelaskan bahwa kejadian ini sangat jarang dan kemungkinan menjadi satu-satunya yang pernah terjadi Dallas.
Horrison mengatakan akan membawa kedua anak tersebut, dan dia telah memaafkan tunangannya serta berjanji akan tetap bersama dia.
“Hati-hati untuk memulai perselingkuhan, lihatlah apa yang terjadi pada saya. Pikirlah masak-masak tentang konsekuensi yang harus ditanggung, karena hal teraneh bisa saja terjadi ketika kamu mengharapkan yang terakhir,” kata Mia.
Mia mengatakan dia akan memberitahukan anaknya tentang perbedaan DNA tersebut, ketika mereka sudah cukup umur dan mengerti akan hal ini. Dia tidak punya rencana untuk memberitahukan ayah yang lain dari anaknya. “Tapi jika suatu saat nanti saat Justin ingin bertemu dengan ayah kandungnya dia bisa mengambil keputusan sendiri,” kata Mia.
Meskipun hal ini sangat jarang terjadi pada manusia, heteropaternal superfecundation biasa terjadi pada hewan seperti kucing dan anjing. Fakta ini biasa dikenal dengan professional breeders.
***

    Berjilbab, Berakhir 18 Tikaman Hingga Tewas 

    Marwa Al-Sharbini 1Jilbab identitas kami, tak hanya sekedar pakaian tapi juga lambang kebebasan!!!
    Ditulis Oleh : Redaksi
    ***
    Meski pemerintah Jerman berusaha menutup-tutupi kematian Marwa Al-Sharbini, cerita tentang Marwa mulai menyebar dan mengguncang komunitas Muslim di berbagai negara. Untuk mengenang Marwa, diusulkan untuk menggelar HariHijab Internasional yang langsung mendapat dukungan dari Muslim di berbagai negara.
    Usulan itu dilontarkan oleh Ketua Assembly for the Protection of Hijab, Abeer Pharaon lewat situs Islamonline. Abeer mengatakan, Marwa Al-Sharbini adalah seorang martir bagi perjuangan muslimah yang mempertahankan jilbabnya. “Ia menjadi korban Islamofobia, yang masih dialami banyak Muslim di Eropa. Kematian Marwa layak untuk diperingati dan dijadikan sebagai Hari Hijad Sedunia,” kata Abeer.
    Seruan Abeer disambut oleh sejumlah pemuka Muslim dunia antara lain Rawa Al-Abed dari Federation of Islamic Organizations di Eropa. “Kami mendukung usulan ini. Kami juga menyerukan agar digelar lebih banyak lagi kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak muslimah di Eropa, termasuk hak mengenakan jilbab,” kata Al-Abed.
    Selama ini, masyarakat Muslim di negara-negara non-Muslim memperingati Hari Solidaritas Jilbab Internasional setiap pekan pertama bulan September. Hari peringatan itu dipelopori oleh Assembly for the Protection of Hijab sejak tahun 2004, sebagai bentuk protes atas larangan berjilbab yang diberlakukan negara Prancis.
    Seperti diberitakan sebelumnya di Eramuslim, Marwa Al-Sharbini, 32, meninggal dunia karena ditusuk oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia pada Rabu (1/7) di ruang sidang gedung pengadilan kota Dresden, Jerman. Saat itu, Marwa akan memberikan kesaksian dalam kasus penghinaan yang dialaminya hanya karena ia mengenakan jilbab.Belum sempat memberikan kesaksiannya, pemuda Jerman itu menyerang Marwa dan menusuk ibu satu orang anak itu sebanyak 18 kali. Suami Marwa berusaha melindungi isterinya yang sedang hamil tiga bulan itu, tapi ia juga mengalami luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit.
    Kasus Marwa Al-Sharbini menjadi bukti bahwa Islamofobia masih sangat kuat diBarat dan sudah banyak Muslim yang menjadi korban. “Apa yang terjadi pada Marwa sangat berbahaya. Kami sudah sejak lama mengkhawatirkan bahwa suatu saat akan ada seorang muslimah yang dibunuh karena mengenakan jilbab,” kata Sami Dabbah, jubir Coalition Against Islamophobia.
    Dabbah mengatakan, organisasinya berulang kali mengingatkan agar para muslimah waspada akan makin menguatnya sikap anti jilbab di kalangan masyarakat Barat.
    Profesor bidang teologi dan filosifi dari Universitas Al-Azhar, Amina Nusser juga memberikan dukungannya atas usulan Hari Jilbab Internasional yang bisa dijadikan momentum untuk merespon sikap anti-jilbab di Barat. “Hari peringatan itu akan menjadi kesempatan bagi kita untuk mengingatkan Barat agar bersikap adil terhadap para muslimah dan kesempatan untuk menunjukkan pada Barat bahwa Islam menghormati keberagaman, ” tukas Nusser.
    Nusser menegaskan bahwa hak seorang muslimah untuk berbusana sesuai ajaran agamanya, tidak berbeda dengan hak penganut agama lainnya. Ia mengingatkan, bahwa kaum perempuan penganut Kristen Ortodoks juga mengenakan kerudung sebelum masuk ke gereja.
    Marwa Al-SharbiniDukungan untuk menggelar Hari Jilbab Internasional juga datang dari Muslim Association of Denmark. Ketuanya, Mohammed Al-Bazzawi. “Hari Jilbab untuk mengingatkan masyarakat Barat bahwa hak muslimah untuk mengenakan jilbab sama setara dengan hak perempuan non-Muslim yang bisa mengenakan busana apa saja. Mereka di Barat yang bicara soal hak perempuan, selayaknya menyadari bahwa mereka juga tidak bisa mengabaikan hak seorang perempuan untuk mengenakan jilbab,” tandas Al-Bazzawi.
    Bagaimana dengan Muslim Indonesia, apakah akan memberikan dukungan juga?
    ***


        

      Setelah Langgar Disambar Petir, Ditemukan Al Quran Mini 

      petirDua buah Al Quran mini yang ditemukan di atas langgar bersamaan sambaran petir disimpan rapat penemunya di Desa Telasih, Tulangan, Sidoarjo. Langkah ini untuk menghindari perbuatan syirik
      Kitab suci mini ini ditemukan warga secara tak sengaja di atap Langgar Wakaf Sabbilul Muttaqin beberapa saat petir menyambar, pada Kamis (19/2/2009). Saat itu hujan mengguyur cukup deras.
      “Usai sholat Ashar tiba-tiba petir menyambar tiang listrik di atap langgar yang menyebabkan lampu padam. Bahkan membuat mic dan kabelnya menyala hijau,” jelas Ustad Abdul Qodim yang rumahnya hanya berjarak 5 meter dari langgar saat ditemui detiksurabaya. com, Sabtu (21/2/2009).
      Tak lama setelah petir melumpuhkan listrik, lanjut Ustad Abdul Qodim, dirinya menyuruh anak nomer ketiga, Zainul Fatik untuk naik ke atap untuk melihat kondisi listriknya.
      “Dari atas anak saya berteriak karena menemukan dua benda aneh ukuran sekotak korek api dan satunya lebih kecil,” kenangnya. Lalu lanjutnya, benda yang berbau harum itu diberikan kepada dirinya.
      “Sesampai di bawah dua benda itu langsung saya gosok dan saya buka ternyata Al Qur’an mini yang tulisannya berwarna emas,” imbuhnya.
      Lanjut pria yang juga mempunyai kemampuan menyembuhkan orang sakit ini juga mengaku jika sebelum menemukan dua Al Quran mini yang diyakininya ada yang “menjaganya” ini dirinya merasa dibayangi-bayangi ketakutan dan melihat langgarnya menyala hijau.
      Sejak penemuan tersebut rumahnya “diserbu” warga yang penasaran dengan penemuannya. Pasalnya kedua Al Quran mini itu disimpan di rumahnya. Namun dirinya enggan dianggap menjadikan objek. Akhirnya Qodim menyimpannya dan tidak bersedia memamerkan.
      Hal ini didukung oleh Kepala Desa Telasih Untung Suyitno yang menjelaskan jika dibiarkan warga terus berdatangan nantinya ada hal-hal yang tidak diinginkan.
      “Jadi sehari setelah penemuan kita sebagai perangkat desa langsung memanggil Pak Qodim dan disepakati benda yang ditemukan disimpan agar tidak menimbulkan syirik dan timbulnya korban,” pungkasnya.( gik/gik)
      (detik.com)

       

      “Allah” di Langit Kashmir 

      Kashmir-Allah1
      Seorang wartawan foto bernama Showkat Nanda, pada Rabu (23/1), berhasil merekam fenomena luar biasa berupa tulisan “Allah” di langit, di atas kota Barramulla, Kashmir Utara. Menurut Nanda, ia sedang menatap langit ketika melihat awan-awan membentuk pola tulisan yang menurutnya sangat unik untuk dipotret, sampai ia menyadari pola awan itu membentu tulisan “Allah.”
      ***
      Sumber: Islamonline.net

       

       Dikira Ada Tumor di Otak, Eh… Ternyata Ada Cacing! 

      operasi
      Rita Uli Hutapea – detikNews
      ***
      Arizona – Seekor cacing membuat tim dokter AS terkaget-kaget. Hewan itu ditemukan di dalam otak seorang wanita!
      Kejadian mengejutkan ini terjadi di Arizona, AS seperti diberitakan MyFOXPhoenix. com, Sabtu (22/11/2008) .
      Temuan tak biasa itu ditemukan saat para dokter sedang mengoperasi Rosemary Alvarez. Wanita itu diduga memiliki tumor di dalam otaknya. Dia mengalami mati rasa pada lengannya dan penglihatan buram.
      Sebelumnya, wanita itu telah dua kali masuk kamar operasi dan menjalani CT scan. Namun dokter belum mengetahui penyakitnya. Tapi ketika dokter mengamati dengan seksama hasil MRI, terlihat sesuatu yang sangat mengganggu.
      “Begitu kami melihat MRI, kami sadar ini sesuatu yang tidak baik,” kata ahli bedah syaraf Dr Peter Nakaji. Para dokter mengira sesuatu di dalam otak Rosemary tersebut adalah tumor.
      Wanita itu pun dioperasi untuk menjalani pengangkatan tumor. Namun betapa kagetnya Nakaji ketika mengoperasi Rosemary. Nakaji bahkan tertawa tertahan di meja operasi.
      “Saya yakin ini respons yang sangat aneh bagi orang-orang di ruang operasi,” kata Nakaji mengenai dirinya yang menahan tawa. “Tapi karena saya sangat senang mengetahui kalau itu bukan sesuatu yang mengerikan,” imbuhnya.
      Para dokter pun mengangkat cacing tersebut. Mereka yakin pasien tak akan lagi mengalami gangguan kesehatan.
      Tak ada yang tahu bagaimana cacing itu bisa masuk ke otak Rosemary. Namun para dokter mengatakan, cacing bisa masuk dari daging yang kurang matang atau karena tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
      Rosemary yang kini sehat dan telah kembali beraktivitas seperti semula, memetik pelajaran dari kejadian itu. “Cuci tangan Anda, cuci tangan Anda,” ujarnya mengingatkan.
      (ita/ita)


         

      Nareepol, Pohon Wanita 

      Nareepol adalah sebuah pohon di Thailand dan menyita perhatian orang-orang seluruh dunia. Masyarakat sekitar sana mengatakan bahwa Nareepol adalah kombinasi dari dua kata yaitu Naree dan Pol, yang berarti wanita dan pohon. Dengan kata lain, Nareepol artinya Pohon wanita. Ini sangat mengagumkan seperti melihat makhluk, berbentuk seorang wanita atau gadis yang tergantung pada sebuah pohon.
      Fakta bahwa buah berbentuk wanita seperti itu tergantung di pohon seperti buah Mangga, dan menjadikannya lebih misterius dan mengundang keingintahuan orang-orang di seluruh dunia. Pohon Nareepol berada di suatu tempat bernama Petchaboon, Thailand.
      nareepol-1
      nareepol-2
      nareepol-3
       

       

      Manusia Berasal dari Debu, Menjadi Debu… Lalu Jadi Permata 

      permataBanyak orang sering menyebut orang-orang yang dikasihinya sebagai permata hati. Kini hal tersebut menjadi kenyataan setelah teknologi mampu mengubah abu hasil kremasi menjadi permata.
      “Hanya butuh 225 gram abu dari jasad seseorang yang dikasihi menjadi permata,” kata Dean Vanden Biesen, wakil presiden LifeGem, perusahaan yang mengubah abu menjadi permata.
      Dikatakan Vanden Biesen, abu kremasi memiliki cukup karbon untuk membuat 20 butir permata, dan masih tersisa beberapa gram lagi untuk dijadikan hiasan di sekitarnya. Tapi sejauh ini, tidak ada yang minta pembuatan lebih dari 11 permata dari sisa orang yang dicintai.
      LifeGem menggunakan oven super panas untuk mengubah abu menjadi grafit. Grafit itu kemudian diberi tekanan tinggi sehingga berubah menjadi permata-permata berwarna biru dan kuning yang harganya mencapai 2.700 hingga 20.000 dollar AS (27 juta hingga 200 juta).
      Kebanyakan orang kemudian menjadikan permata-permata itu sebagai cincin atau liontin untuk mengenang orang terdekat mereka.
      “Memang tidak setiap orang tertarik,” kata VandenBiesen.
      “Tapi mereka yang melakukannya mengaku menjadi merasa menjadi lebih dekat dengan orang yang telah meninggal.” Ach . . . aya – aya wae
      ***

      Warga Palembang Heboh, Jasad Dikubur 8 Tahun Masih Utuh 

      melati1
      Palembang – Siapa yang tidak takjub melihat kebesaran Tuhan. Melihat jasad yang telah dikubur selama 8 tahun dan masih utuh membuat warga Palembang menjadi heboh. Mereka tak henti-hentinya membicarakan keajaiban ini hingga malam tiba.
      Berdasarkan informasi yang diterima detikcom, pada Senin 26 Mei 2008 siang sekitar pukul 14.00 WIB di pemakaman umum Jalan Abi Kusno RT 05, Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati, Palembang, 4 orang menggali kuburan almarhumah Seger, perempuan yang meninggal tahun 2000 saat berusia 50-an. Seger adalah warga di sekitar pemakaman umum itu.
      Para penggali itu sengaja membuka kuburan almarhumah karena suaminya Sajad (60) meninggal dunia Senin pagi karena sakit sekitar pukul 06.30 WIB. Keluarga almarhum Sajad ingin menguburkan keduanya dalam satu liang.
      Namun saat selesai menggali, para penggali kuburan itu kaget. Jasad Seger masih utuh dan tidak ditemui kerusakan di tubuhnya. Bahkan, kain kafan di tubuhnya tidak rusak sedikit pun, kecuali kotor oleh tanah.
      “Wajah, tangan, kaki, dan tubuh sang mayat tidak terdapat kerusakan. Para penggali kemudian memberitahukan kepada keluarganya, ” kata warga Sekojo,Anton Bae, Selasa (27/5/2008).
      Menurut Anton, mendengar kabar itu ratusan warga Kertapati berbondong-bondong ke lokasi. Tapi, mereka dilarang pihak keluarga untuk membuka jasad Seger. Tapi, sejumlah warga menyaksikan jasadnya memang tampak masih utuh.
      Kini, jasad Teger dan suaminya Sajad, kembali dikuburkan.
      “Benar itu. Aku juga ke sana. Kami dari tadi membicarakannya, ” ujar Eka Ristuti, warga 4 Ulu Darat, Palembang.
      “Kabarnya Dia (Seger) semasa hidupnya saleh, suka membantu orang. Baiklah orangnya,” kata Eka. ( tw / mly )
      ..

        Pesona Dua Presiden Gemini 

        INDONESIAShinta Shinaga – detikcom
        ***
        Jakarta – Wajah rupawan Soekarno dan senyum menawan Soeharto. Itulah pesona yang disuguhkan dua pemimpin Indonesia berbintang Gemini.
        Entah suatu kebetulan atau tidak, dua dari enam presiden Indonesia berzodiak sama, yakni Gemini yang berlambang si kembar.
        Keduanya adalah Soekarno yang lahir pada 6 Juni 1901 dan Soeharto pada 8 Juni 1921. Mereka secara berturut-turut menjadi pemimpin pertama dan kedua Tanah Air.
        Menurut http://www.primbon. com, Gemini adalah simbol kecerdasan dan banyak akal, memiliki pesona alami dan energi kharisma yang menarik. Para Gemini dikenal senantiasa mencari sesuatu yang lain, termasuk juga kekasih.
        Bisa jadi analisa tentang Gemini tersebut mencerminkan kehidupan Soekarno yang kerap dicap playboy. Namun demikian, kharisma kepemimpinan Soekarno juga melekat dalam ingatan.
        Pria ganteng berpenampilan perlente namun penuh wibawa ini kerap diidolakan rakyat Indonesia meski sudah soekarno-soeharto-2tiada sejak hampir 38 tahun silam. Bahkan hingga generasi yang belum lahir saat masa keemasannya.
        Banyak wanita yang kesengsem padanya. Dalam buku “Istri-istri Soekarno” karya Muhammad Yuanda Zara, ada 9 perempuan dalam pelukan Sang Proklamator itu dalam ikatan pernikahan.
        Putra Sang Fajar ini memiliki delapan anak dari tiga istrinya. Istrinya yang masih hidup hingga kini adalah Naoko Nemoto. Perempuan Jepang berusia 68 tahun yang diberi nama Ratna Sari Dewi oleh Soekarno itu dikenal sebagai Madame Syuga karena pernah heboh dengan foto sensualnya.
        Pesona berbeda ditampilkan Soeharto. Senyum khasnya nan menawan membuat penguasa Orde Baru ini dijuluki sebagai “The Smiling General”. Soeharto memiliki satu istri dengan enam anak.
        Meski kerap dihujat setelah lengser keprabon, pesona Soeharto tidak lenyap. Terbukti dengan banyaknya tokoh dan pejabat yang membesuknya ketika Bapak Pembangunan Indonesia ini terbaring di rumah sakit. Sementara kasus dugaan korupsi yang membelitnya tetap menggantung dan terkatung-katung.
        Setelah Soeharto, masa kejayaan pemilik rasi bintang Gemini lenyap. Empat presiden berikutnya memiliki zodiak berbeda-beda.
        BJ Habibie yang lahir pada 25 Juni 1936 berbintang Cancer. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang lahir pada 4 Agustus 1940 berbintang Leo. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri yang lahir pada 23 Januari 1947 berzodiak Aquarius. Susilo Bambang Yudhoyono yang lahir pada 9 September 1949 berbintang Virgo.
        Setelah pemilihan presiden secara langsung digelar pada 2004, kerap terdengar istilah capres tebar pesona. Istilah ini menggema kembali menjelang Pilpres 2009. Tapi mungkin belum ada yang bisa menandingi pesona Soekarno dan Soeharto.
        soekarno-soeharto-3
        ( sss / ana )

         

        Geng Motor di Bandung 

        geng-motor-tarix-jabrik
        Oleh Mulyani Hasan
        ***
        Mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian berubah jadi geng yang beranggotakan puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka membentuk
        gaya hidup yang terkadang menyimpang dari kelaziman demi menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah upaya dalam pencarian identitas itu.
        KAWASAN Cilaki, Bandung, suatu sore. Matahari mulai menepi. Tak seluruh siluetnya jatuh ke jalanan. Kerimbunan pepohonan menghalanginya. Dalam teduh, tiga remaja terlihat sedang duduk-duduk. Mereka pelajar sekolah menengah atas yang sedang membunuh waktu, menunggu tibanya jadwal bimbingan belajar.
        Dari kejauhan, sepeda-sepeda motor menderu-deru. Jumlahnya belasan. Mereka jalan beriringan. Pedalnya dibuat meraung-raung, walau kecepatannya tak lebih kencang dari pembalap paling bego sekalipun.
        Mereka melintasi tiga pelajar itu. Mereka, seperti tiga pelajar itu, semuanya berseragam putih abu. Tapi kedua kelompok jelas dari sekolah yang berbeda, dan mungkin tak saling kenal. Sebagian pengendara menyembunyikan seragam putih-abu itu di dalam jaketnya.
        Tepat di depan ketiga pelajar, salah satu pengendara motor terjatuh, seperti disengaja. Sontak saja teman-temannya melimpahkan kesalahan kepada tiga pelajar itu. “Maneh budak mana, tong macem-macem ka aing,” bentak salah satu pengendara motor itu. (Kamu anak mana, jangan macam-macam. )
        Tiga pelajar tadi tak merespon. Merasa di atas angin, para pengendara itu melampiaskan kebinatangannya. Salah seorang mulai memukul. Dan ketika ketiga pelajar itu tak menunjukkan perlawanan, yang lain makin berani dan mulai ikut memukul. Adegan selanjutnya sudah bisa diduga, pengeroyokan tanpa alasan berlangsung dalam waktu cepat. Dua di antara tiga pelajar itu babak belur.
        Antoni Adi Krisna, salah satu pelajar dari SMUN 9 Bandung , dipukuli bertubi-tubi. Darah segar mengalir dari hidungnya. Pelajar lainnya dari sekolah yang sama, Muri Nugraha, dipaksa untuk menyerahkan barang berharga. Dompet pun melayang. Seorang lagi, Rizal Satria pelajar SMUN 2 Bandung, selamat dari aniaya itu. Ia mengambil langkah seribu.
        Usai beraksi, geng tadi berlalu. Seorang pengendara tak lupa berseru dengan pongah “Aing raja jalanan tong macem-macem ka aing.” (Aku raja jalanan, jangan macam-macam) .
        Suara knalpot memecah telinga, kemudian sunyi.
        “Saya dan pedagang lain melihat kejadian itu, tapi tidak satupun di antara kami yang berani melawan mereka. Jumlahnya terlalu banyak,” Maryati, pemilik kios itu mengatakan kepada saya
        Menurut Rita pengelola Daniel Bimbingan Belajar, Antoni Adi Krisna mengalami shock dan tidak ingin ditemui oleh wartawan. Demikian juga dengan orang tuanya yang tak ingin anak-anaknya terus terusan dijadikan bahan pemberitaan. “Ini tempat bimbingan belajar, jadi kami sangat menghormati pripasi pengguna jasa kami,” ujar Rita ketika saya meminta bertemu degan Antoni.
        ADA masa-masa tak aman di jalanan Bandung. Geng motor, beranggotakan beberapa orang atau puluhan hingga ratusan, tak jarang bikin cemas.
        pelaku-geng-motorAjun Komisaris Besar Polisi Masyudi, Kepala Polisi Resort Bandung Tengah, termasuk yang jengkel atas perilaku mereka. Ia mengancam akan melarang keberadaan geng motor.
        Bisa dipahami kalau Masyudi jengkel. Soalnya, menurut Inspektur Polisi Wadi Sa’bani, Kepala Unit Reserse Kriminal Polisi Sektor Bandung Tengah, kasus-kasus kriminal yang melibatkan geng sepeda motor belakangan ini menunjukkan kecenderungan meningkat.
        Dalam satu tahun terakhir saja, kata dia, terjadi dua kasus setiap minggunya. Jumlah ini belum termasuk pengaduan dari masyarakat. Jenis kejahatannya beragam, mulai pencurian, tawuran, perampokan dengan kekerasan dan pengrusakan tempat umum.
        “Dikota lain, aksi brutal para gengster tidak separah di Bandung, bahkan mungkin tidak ada,”ujarnya, menerka-nerka.
        Sa’bani yang saya temui di kantornya mengungkapkan perilaku mereka didasari motif yang tak jelas. Bahkan, bukan sekadar kebutuhan ekonomi. Faktanya, banyak dari mereka berasal dari keluarga mampu. “Ada semacam kepuasan jika melakukan aksi melanggar hukum.”
        “Kebanyakan dari mereka yang tercatat di kepolisian adalah anggota kelompok XTC.”
        Menurut Sa’bani, di antara mereka tak sedikit residivis dalam kasus pencurian kendaraan bermotor.
        Ada catatan buat si residivis itu. Salah satunya menimpa perempuan muda bernama Furwanti, 18 tahun. Tengah malam ia lewat di Jalan Laswi. Tiga motor dengan enam orang pengendara, melaju pelan di hadapan Furyanti.
        Plat nomor motor mereka ditutupi plastik. Satu dari mereka memepet Furyani dan menempelkan sebilah golok di samping leher Furwanti. Hanya perlu sedikit gerakan untuk menyobek leher itu. Furwanti terkesima dan berhenti.
        Dengan sewenang-wenang mereka merampas helm dan kunci kontak, lalu kabur dengan kecepatan tinggi. Belum habis teriakan Furwanti, beberapa polisi mendekati Furwanti kemudian langsung mengejar mereka. Nampaknya polisi telah mengintai mereka dari jauh.
        Polisi hanya berhasil menangkap dua tersangka pelaku. Empat orang lainnya lolos.
        ***
        geng-motor-1KECENDERUNGAN perilaku mereka mengarah ke kriminal setidaknya telah berlangsung sejak tahun 1990-an lalu, tak lama setelah arena balapan di jalanan di
        Bandung dijaga ketat aparat kepolisian. Jalanan yang sering digunakan untuk kebut-kebutan antara lain kawasan Gasibu di Jalan Diponegoro, kawasan Dago dan Jalan Supratman.
        Arena kebut-kebutan tak lagi terlokalisasi. Mereka menyebar secara sporadis ke jalanan lain yang lolos dari pindaian polisi. Jalanan membawa hawa panas rupanya. Mereka tak sekadar kebut-kebutan, tapi juga tawuran.
        Pada 1995, tiga pemuda dikerangkeng di balik penjara, karena terbukti bersalah dalam kasus tawuran antara geng Brigez dengan Binter Mercy. Satu orang anggota Binter Mercy tewas.
        Saya berkunjung ke rumah Ilmanul salah satu anggota Brigez yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Saya mendapat sambutan hangat darinya. “Saat itu saya tidak tahu ada orang yang terbunuh, saya baru tahu dari koran keesokan harinya,” ujar Ilmanul meceritakan kepada saya.
        “Dalam tawuran, kita tidak peduli berapa korban yang terluka atau yang terbunuh, yang penting saat itu bagaimana menyelamatkan diri dan teman-teman,” tambahnya.
        Ilmanul dihukum dua tahun penjara, sedangkan dua orang temannya masing-masing dihukum tiga tahun dan 2,5 tahun penjara. “Waktu itu memang kami bersalah, menggesek-gesekan samurai di depan mereka,” kata Ilmanul.
        Yopi, anggota GBR, mengisahkan tragedi paling mengerikan dalam hidupnya pada tahun 1998, ketika terjadi perang besar-besaran antara GBR dengan XTC yang melibatkan ratusan anggota geng motor di kawasan Dago. Lima orang meninggal dalam tragedi itu. Mereka mengenangnya dalam ungkapan “Dago Menangis.”
        Yopi lulusan Universitas Pasundan Bandung tengah mendirikan lembaga konsultan dalam bidang pangan. Ia memutuskan untuk tidak lagi ikut dalam kegiatan geng motor.
        “Teman saya banyak yang meninggal, akibat tawuran dan OD (Over Dosis-red),”ungkapny a.
        Wendy Prananda, juga anggota GBR, menyaksikan temannya sendiri kehilangan salah satu telinganya akibat dipotong lawan tawurannya. Tapi peristiwa-peristiwa itu tidak menjadi alasan untuk jera. Wendy menyukai dunia broadcast. Ia menjadi juru kamera di salah satu televisi lokal di Bandung. “Kami seperti keluarga, meski saya sudah jarang gabung, tapi soal kesetiakawanan gak pernah luntur,” kata Wendy ketika saya menemuinya di kantornya.
        Tahun itu seolah menjadi titik klimaks aksi brutal mereka. Pertemuan antar geng sering jadi saat yang paling rawan gesekan. Nyawa berguguran dan melahirkan dendam tak berujung.
        Samurai, jenis golok berukuran panjang yang biasa digunakan oleh kelompok Ninja di Jepang, menjadi senjata khas mereka. Tidak hanya saat tawuran, senjata ini biasa dipamerkan pada saat konvoi. Samurai dilepas dan ujung runcingnya digesekkan ke jalanan hingga memercikan cahaya api.
        Senjata lainnya yang biasa digunakan yakni golok, stik soft ball, bom molotof bahkan senjata api jenis pistol. Tidak tahu pasti siapa yang menggunakan senjata api, namun dari penuturan sebagian anggota geng yang saya temui, semuanya pernah melihat teman satu gengnya menggenggam pistol atau malahan diancam dengan pistol.
        Tragedi demi tragedi terus terjadi. Dendam terus berkecamuk, seperti snow ball.
        “Tidak perlu ada masalah, pokoknya kalau ketemu, kami saling hajar,” kata Devi Makmur alias Felix, salah satu pentolan XTC. Usianya masih muda belum genap 30 tahun. Saya menemuinya di sebuah café tenda di Jalan Dipatiukur.
        Kejadian paling hangat Agustus 2006 ketika Brigez sedang konvoi ke daerah Garut. Tiba-tiba XTC melempari mereka dengan batu. Terjadi kejar-kejaran, lalu tawuran. Satu unit rumah dan mobil milik warga hancur.
        “Permasalahan dengan XTC tidak akan pernah berakhir sampai kapan pun. Kami tidak pernah mewarisi dendam ini, tapi generasi selanjutnya akan tahu dengan sendirinya,” ujar Ilmanul kepada saya.
        ***
        PERLU dibedakan antara geng motor dengan Club Motor. Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang doyan kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Sedangkan Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio.
        Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua.
        Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.
        Ada empat geng motor yang paling besar di Bandung yakni Moonraker , Grab on Road (GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Keempat geng itu sama- sama eksis dan memiliki anggota di atas 1000 orang. Kini mereka mulai menjalar ke daerah- daerah pinggiran Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Ciamis, Cirebon dan Subang.
        Kita mulai saja dengan Moonraker. Inilah konon ruh dari semua geng motor di Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap.
        Nama “Moonraker” diambil dari salah satu judul film James Bond yang kondang ketika itu. Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih- biru, bergambar kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari lambang “Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat.
        Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya. Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat.
        “Panglima Perang” mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta motor. Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata.
        Di Moonraker sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam.
        Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah pengadilan.
        Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan. Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya.
        Kategori pelanggaran itu antara lain memakai dan mengedarkan narkoba, bertindak melanggar hukum dan menjalin hubungan kasih dengan sesama anggota Moonraker.
        Pengikut Moonraker semakin lama, terus membengkak. Kini tercatat anggotanya mencapai 1.400 orang, tersebar di berbagai wilayah.
        Menurut Dandy Alfandy, salah satu pentolan Moonraker, sejak awal kelompok ini berorientasi pada balapan. Konflik dengan geng XTC (musuh terbesar Moonraker) pertama kali dipicu saat berlangsung kompetisi Road Race piala Djarum Super tahun 90-an. Persoalannya sepele saja, hanya senggol-menyenggol di arena balapan, entah siapa yang memulai.
        Puncaknya, terjadi tawuran besar-besaran antara ke dua geng ini pada tahun 1999. Satu orang meninggal dunia pada peristiwa itu. Hingga kini dendam sejarah itu masih mengendap dari generasi ke generasi. ”Pernah ada upaya damai, tapi percuma saja. Sekali musuh tetap musuh,” ujar Dandy. Saya berbincang dengan pemuda Dandy di kantornya.
        Kini Ia membuka usaha penyedia jasa travel.
        XTC punya anggota lebih banyak dari Moonraker. Siapa mereka? XTC atau Exalt To Coitus lahir pada tahun 1982 oleh 7 orang pemuda.Belakangan nama itu diganti menjadi Exalt To Creativity, karena nama semula agak berbau porno.
        Mereka membawa bendera berwarna paling atas putih-biru muda-biru Tua. Di tengahnya ada gambar lebah yang melambangkan solidaritas antar anggota. Bila salah satu di antara mereka ada yang diserang, maka yang lainnya akan membela.
        Mereka kini mendirikan Sexy Road Indonesia, kumpulan gengster XTC se-Indonesia yang berpusat di Bandung, untuk memfasilitasi anggotanya yang sudah melebihi 10.000 orang.
        Tak hanya Moonraker sebenarnya. Brigez dan GBR, juga menyatakan permusuhannya terhadap XTC. Brigez yang paling antipati terhadap geng yang satu ini. Asal muasal terjadinya permusuhan tidak jelas sampai sekarang. Namun, baik XTC maupun Brigez menyatakan perang satu sama lain hingga saat ini.
        “Setiap gengster ingin menjadi yang nomor satu, kenyataannya kami memang yang paling banyak anggotanya,” ujar Ari Rinaldi, salah satu anggota XTC mencoba menjawab alasan mengapa XTC banyak dimusuhi oleh geng lain. Ari Rinaldi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung.
        Pasukan ini juga memiliki Koordinator Perang, untuk mempermudah koordinasi jika terjadi tawuran atau pada saat akan melakukan perbutan wilayah. Perebutan wilayah termasuk upaya dalam rangka memperluas daerah kekuasan dan meningkatkan prestise dikalangan gengster. Menurut Felix, penyerangan biasanya dilakukan diam-diam ke basis-basis lawan.
        Anggota XTC, banyak anak-anak dari lingkungan TNI atau Polisi. Tak heran, jika terjadi perang senjata api banyak beredar.
        “Kami punya koneksi dengan pihak kepolisian, jadi kalau ada urusan dengan polisi cepat selesai,” ujar Felix meyakinkan saya.
        Saya menemui Luki, generasi kedua geng lebah ini di sebuah café di Bandung. Ia seorang Sarjana Hukum dan kini bekerja di salah satu lembaga formal. Tak diduga Luki dikawal oleh lebih dari 6 orang teman satu gengnya dan saya berada di tengah-tengah mereka. Mereka bersikap sopan dan menunjukkan keinginannya berbagi cerita dengan saya. Saat itu saya seperti berada dalam acara talkshow, karena harus membagi kesempatan semua untuk bercerita. Bahkan saya sempat mendapat tawaran untuk menjadi ketua geng, wuaduh…
        “Kami ini kumpulan anak-anak nakal makanya masuk geng motor, kalo mau jadi anak baik-baik lebih baik masuk pesantren saja,” ujar Iskandar, laki-laki paruh baya. “Kerjaan kami ya hura-hura, bersenang-senang,” tambahnya.
        Lalu, mengapa geng motor identik dengan kekerasan?
        “Itu karena aparat yang menciptakan. Mereka sering main gebuk sembarangan. Kami memang sering merampas motor milik geng lain saat bentrok, istilahnya rampasan perang. Tapi motor itu langsung kami bakar, tidak dijual atau dimiliki oleh salah satu dari kami,” kata Iskandar.
        “Mungkin bagi polisi tindakan itu termasuk kriminal, tapi menurut kami bukan,”tambahnya.
        Iskandar termasuk pentolan XTC, ia juga ketua sebuah lembaga yang bergerak di bidang penyediaan jasa pengamanan, Bodyguard Security Service (BOSS). Markas BOSS dulu sering dijadikan tempat nongkrong anak-anak XTC.
        Dalam pertemuan itu, ketua XTC Avi Vabio akrab dipanggil Pepi, juga ada. Usianya jauh lebih muda. Ia ternyata salah satu karyawan bank berplat merah di Jawa Barat. Ia tak banyak banyak bicara, bahkan pertanyaan-pertanya an yang saya lontarkan kepadanya justru banyak dijawab oleh Luki.
        Saya memutuskan menemui Pepi lagi. Kami bertemu di tempat yang sama keesokan harinya. Pepi membawa tiga orang kawannya. Dadan salah seorang di antaranya mengatakan bahwa telah terjadi selisih paham di atara anggota XTC sendiri. “Ada kelompok yang berusaha memanfaatkan massa XTC untuk kepentingan politik. Padahal harapan kami, ada ruang untuk berkreatifitas,” ujarnya. Malam itu Dadan membawa anak laki-lakinya yang masih berusia sekitar 2 tahun.
        Pepi mengaku sering diajak berunjukrasa dengan iming-iming uang. “Kami bahkan pernah terlibat dalam tim sukses Aa Tarmana, kandidat Walikota Bandung, tapi kalah,” kata Pepi.
        “Beberapa partai politik pernah meminta massa dalam jumlah tertentu untuk kampanye. Pada pemilu 2004, partai Demokrat juga meminta massa. Biasanya kami dibayar per kepala, ya lumayan lah..”
        Beberapa hari lalu mereka juga mengirim 200 motor pada perayaan ulang tahun Partai Demokrasi Pembaruan di Lapangan Gasibu Bandung.
        Tidak menutup kemungkinan pada kampanye-kampanye atau unjukrasa itu bertemu dengan geng motor lain. Tapi kalau dalam urusan ini, mereka memilih damai.
        Pertengahan 2003, XTC melakukan penyerangan sensasional. Mereka menyerang kantor Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes)
        Bandung. Semua anggotanya tumpah ruah mengepung kantor Polwiltabes. Mereka kecewa karena tidak diberi izin pada saat mau mengadakan bakti sosial, akibat ada kesalahpahaman antara poilsi dengan panitia.
        Polisi tak bisa berbuat banyak menghadapi ribuan
        massa yang memadati Jalan Merdeka sepanjang kurang lebih 3 Kilo Meter. Beberapa orang yang dituduh provokator ditahan di kantor Polwiltabes Bandung.
        “Kalau gak ada XTC ya gak rame, gak akan terjadi perang,” Iskandar menambahkan. Tapi ia menitip pesan untuk para aparat: “tolong rangkul kami, masa GAM dengan RI saja bisa berdamai?”
        .brigez
        TAHUN 1980-an juga ditandai kelahiran Brigez dan GBR
        Brigez lahir di SMUN 7 Bandung, sesuai dengan namanya Brigade Seven. Sejak masih embrio pada tahun 80-an geng ini merupakan rival terberat XTC. Awal terbentuknya tak lebih dari hanya sekadar kumpul-kumpul biasa. “Kami hanya ingin bebas menjalankan motor, tidak pakai helm, tidak pakai lampu apalagi rambu-rambu,” kata Ilmanul, salah satu pendiri Brigez.
        Dulu geng ini hanya beranggotakan tidak lebih dari 50 motor. Kini pengikutnya mencapai ribuan motor dan tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat. Sistem pengorganisasiannya tidak jelas. Tidak ada pengurus, hanya ada ketua yang bertugas mengkoordinir saja.
        Warna bendera negara Irak tanpa huruf Arab di tengahnya, menjadi lambang identitas kelompok ini dengan kelelawar hitam sebagai simbolnya.
        Nama Brigez acapkali diplesetkan menjadi Brigade setan atau Brigade Senja, karena mereka sering nongkrong bersamaan dengan kepulangan sang surya.
        Berbeda dengan XTC, Brigez identik dengan sikap anti birokrasi. Mereka menolak bersimbiosis dengan lembaga plat merah atau ormas bentukan kelompok politik tertentu. Menurut Ilmanul, lamaran dari Ormas Pemuda Pancasila untuk bergabung, ditolaknya mentah-mentah. Kalau pun ada anggotanya yang menjadi kader partai, itu lebih bersifat individu dan tidak membawa bendera Brigez.
        Bersamaan dengan Brigez, muncul pula Grab on Road (GBR). Yang berbeda, geng ini dilahirkan di lingkungan SMPN 2 Bandung. Mereka tak rikuh kebut-kebutan, sekalipun banyak yang belum pegang surat ijin mengemudi.
        Kelompok ini mengidentifikasi diri dengan segala sesuatu berbau Jerman, paling tidak warna benderanya hitam-merah- kuning (urutan dari atas ke bawah).
        Meski lahir di SMPN 2 Bandung, anggota GBR beragam. Bukan hanya siswa atau alumni sekoah itu saja, tapi kalangan umum lain.
        Saya menemui Supiana, Pebina Urusan Kesiswaan SMPN 2 Bandung. Ia menolak sekolahnya diidentikan dengan geng. “Tidak ada fakta bahwa GBR berdiri di SMPN 2,” ujarnya. Namun ia membenarkan halaman sekolahnya dijadikan tempat bergerombol pada sekitar tahun 80-an.
        WENDY Pranandha, anggota geng GBR, mengatakan keinginannya masuk geng karena pengaruh lingkungan. “Saya terpaksa masuk geng karena 80 persen siswa SMP 2 saat itu anggota geng GBR, selain ingin coba-coba.”
        Dari Wendy dan beberapa anggota lain, saya punya kesan bibit anggota geng sepeda motor di Bandung dipupuk mulai usia belasan tahun, bahkan itu tadi, sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak sekolah-sekolah menjadi basis mereka. Seperti SMUN 7 terkenal sebagai sarangnya Brigez, SMU BPI sarangnya XTC dan SMP 2 tempat lahirnya GBR.
        Labelisasi geng motor terhadap sekolah tertentu mempengaruhi pilihan para calon siswa ketika menentukan sekolah mana yang akan mereka pilih. Siswa yang sudah memiliki keterikatan dengan geng tertentu semasa duduk di SMP, akan memilih SMU yang merupakan basis geng asalnya.
        Sedangkan siswa yang netral justru akan menghindari sekolah-sekolah yang identik dengan geng. Bisa juga karena kehawatiran orang tua sehingga dimasukkan ke sekolah yang lebih bersih dari geng. Meski demikian banyak siswa dan orang tuanya yang tidak terpengaruh dengan isu ini.
        Pihak sekolah SMUN 7 Bandung, tempat bersarangnya Brigez, dulu kewalahan menghadapi mereka. Setiap hari ada saja ulah mereka, mulai malak (meminta uang dengan paksa) teman-teman sekolahnya, hingga mengancam para guru. Uang diistilahkan oleh mereka dengan sebutan “sumsum.”
        Wakil Kepala Sekolah SMUN 7 Bandung Sucipto, pernah diajak berkelahi oleh para anggota geng. Sucipto memang getol memerangi mereka.Ban motornya sering kedapatan bocor atau namanya menjadi mozaik di tembok-tembok sekolah dengan tulisan kasar dan mengejek.
        Pada 1999, SMUN 7 melakukan pembersihan terhadap gengster. Spanduk-spanduk anti geng, pembersihan tembok-tembok dari coretan “Brigez” dilakukan dalam tempo singkat. Lalu pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan siswa yang terlibat geng.
        Meski demikian, setiap tahun ada saja bibit Brigez yang tumbuh.
        Dilarang di sekolah, mereka mengeruhkan jalanan. Di jantung kota, di pasar-pasar, di daerah pertokoan, jembatan, di gedung sekolah, gedung pemerintahan, taman kota, dimana-mana di kawasan Bandung pasti terdapat coret-coretan. Medianya bisa tembok, papan, batu, seng atau apapun yang bisa menjadi media tulis.
        Sekilas, coretan-coretan itu tidak bermakna apa-apa. Kalau diperhatikan coretan-coretan itu bertuliskan nama-nama geng motor. Yang paling banyak ditemui adalah tulisan Brigez, XTC, M2R dan GBR . Bukan hanya di kota Bandung, di daerah-daerah pinggiran pun, banyak beredar tulisan-tulisan semacam itu.
        Sepertinya memang sepele. Tapi dari coretan itu bisa terjadi pertumpahan darah. Tulisan nama geng di tembok di wilayah tertentu, menandakan wilayah kekuasaan geng itu. Tulisan nama geng juga berarti kebanggaan bagi geng tersebut.
        Masalah muncul jika dalam sebuah dinding terdapat nama salah satu geng, tapi kemudian ada yang mencoret dan diganti dengan nama geng lain. Ini adalah salah satu pemicu terjadinya tawuran antar geng. “Kalau ke luar kota, kami pasti menyempatkan mencoret dinding, itu menandakan bahwa kami pernah ke tempat itu dan itu adalah kebanggaan,” kata Ilmanul
        Bagi para geng coret-coret dinding itu memicu adrenalin. Mereka harus berhadapan dengan aparat keamanan pada saat beraksi. Lebih dari itu mereka harus berhadapan dengan geng lain yang menguasai wilayah setempat.
        MASUK ke dalam komunitas ini tidak cuma-cuma. Calon anggota Moonraker, misalkan, tak jarang diwajibkan mengendarai motor tanpa rem dari Lembang hingga Jalan Setibudhi Bandung. Jaraknya sekitar 15 kilometer.
        Kalau tidak disuruh ngebut tanpa rem, anak baru dipaksa berkelahi dengan seniornya.
        Pendeknya, mereka tampil pada panggung kehidupan sosial dengan menawarkan model-model kekerasan. Diakui atau tidak, itulah pola yang terbentuk melalui berbagai gerakan yang mereka tampilkan. Tindakan kekerasan seperti kebutuhan spritual untuk membentuk identitas kelompoknya.
        “Tindakan melanggar hukum memang ada, hanya agar orang lain tahu bahwa kami ada,” kata Ilmanul, anggota Brigez itu. Ia kini berusia 27 tahun dan kini berwiraswasta. “Kalau soal membuka jalan dan memukul spion mobil orang, itu biasa dan sering dilakukan pada saat konvoi. Ada juga yang mencuri, tapi uangnya digunakan rame-rame untuk pergi keluar kota atau konvoi,” tambahnya.
        Setiap geng memang tidak membenarkan tindakan itu, tapi ada tradisi yang tidak tertulis dan dipahami secara kolektif bahwa tindakan itu adalah bagian dari kehidupan jalanan. Apalagi jika yang melakukannya anggota baru yang masih berusia belasan tahun. Mereka “mewajarkannya” sebagai salah satu upaya mencari jati diri.
        Yopi, anggota GBR berusia 25 tahun, punya pengalaman yang membuat jantungnya bertabuh. Pada suatu malam di Jalan Cihampelas, dia bersama seorang temannya menghadang dan mengancam seorang pengendara motor. Setelah berhasil mematahkan keberanian orang itu, ia dan temannya justru bingung mau melakukan apa. Akhirnya keduanya sepakat untuk mengambil uang secukupnya dari dompet korban, lalu kabur sekencang-kencangny a.
        “Deg-degan, tapi puas karena gak tertangkap polisi,” kenang Yopi seraya tersenyum lebar.
        Ada juga inisiasi yang lain. Untuk menjadi anggota senior, misalkan. Ia tidak cukup dengan berapa lama dia bergabung di geng itu, tapi butuh pembuktian bahwa orang itu berani melakukan hal yang paling beresiko sekalipun. Semakin tinggi resiko yang dia ambil, semakin tinggi pula penghormatan atas dirinya
        Senior adalah kedudukan penting bagi geng. Seorang senior mempunyai keleluasaan dalam hal apapun. Ia juga mempunyai hak menentukan keputusan terhadap para junior. Kedudukan senior bahkan lebih tinggi di atas ketua geng. Senior bisa memutuskan salah atau benar dan menghukum junior dengan caranya sendiri.
        Wendy Pranandha, anggota GBR, mengatakan peran senior amat menentukan. Sekali saja ada anggota yunior tidak kelihatan kumpul wajib setiap malam minggu, si senior akan menghajar sesuka hatinya, tak peduli alasan apapun.
        Kekerasan seolah mewakili spirit mereka. Mungkin juga mereka menganggap itu pilihan gaya hidup.

         

        Modus penipuan baru 

        penipuan1Dari milis tetangga, semoga bermanfaat.

        Kejadian berikut ini benar-benar terjadi pada seorang teman kantor saya pada 24 Juli 2007 lalu. Semoga cerita ini bermanfaat.
         Berawal dari sebuah panggilan melalui telepon rumah (fixed line/PSTN), yang menanyakan identitas dan alamat yang sama persis dengan data yang ada di buku telepon. Orang yang mengaku dari “Metro TV” tersebut mengabarkan bahwa sang pemilik nomor telepon berhak atas Grand Prize berupa mobil “Kijang Innova”. Karena sudah terlalu sering mendengar penipuan semacam ini, maka dijawablah dengan ketus, “… kalau memang benar hadiah mobilnya buat saya, kirim aja Pak mobilnya ke sini!”. Singkat cerita, 2 jam kemudian sampailah di depan rumah teman kita ini sebuah Kijang Innova yang benar-benar baru, lengkap dengan pelat nomor polisi yang masih putih!
         Masih dengan perasaan yang ragu, sekaligus surprised, maka dipersilakanlah tiga orang yang mengantarkan mobil tersebut masuk ke dalam rumah. Dengan menunjukkan seberkas dokumen, yang konon berupa Surat Jalan, dokumen Pajak, dokumen Asuransi, dan dokumen-dokumen yang lain maka diyakinkanlah bahwa ia memang berhak atas mobil yang dibawanya tersebut. Sayangnya, belum sempat ia memeriksa dokumen-dokumen tersebut, beberapa orang yang mengaku dari Pajak, Asuransi, dan juga Notaris bergantian menghubungi via telepon dan mengucapkan selamat atas hadiah yang didapat.
         Setelah melihat ia sudah cukup yakin dengan hadiah tersebut, maka pembicaraan beralih ke kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang ‘Pemenang Grand Prize’, yaitu membayar pajak hadiah. Menurut si pengantar mobil, jumlah yang harus dibayar oleh ‘sang pemenang’ adalah 25% dari harga mobil atau senilai 42 juta rupiah. Menyadari simpanan dana yang ada tidak mencukupi untuk jumlah tersebut, maka sempat terfikir untuk mundur. Namun, tanpa mengenal kata menyerah, si pengantar mobil kembali meyakinkan bahwa soal pembayaran pajak adalah hal sepele, bisa ditunda kapan saja, dan bisa dibayar dengan dicicil… 10% dulu misalnya. Maka muncullah kembali harapan teman kita ini sambil bergumam, “… kalau 10 juta sih saya punya…”.
        Gotcha!!
        “OK Pak, 10 juta saya kira bisa diterima oleh Pak Notaris”, tukas si pengantar mobil.
         Setelah lebih kurang 2 jam berada di rumah itu, maka tiga orang pengantar hadiah mobil pamit untuk menuju ke ‘pemenang kedua’ sambil lalu mereka pun mengajak untuk sekalian bertemu notaris sambil mengendarai ‘Grand Prize’ yang baru dimenangkannya. Dengan sangat meyakinkan sang pemenang dipersilakan untuk mengendarai mobil yang memang sudah diidamkannya selama ini. Sebelum berangkat si pengantar hadiah menanyakan apakah uang sudah dipersiapkan. Sempat muncul keraguan, namun rasa gembira mengalahkan keraguan yang sempat muncul, hingga dibawalah olehnya uang tunai sejumlah 10 juta rupiah. Di tengah perjalanan, si pengantar kembali menanyakan, apakah perlu mampir ke ATM. Namun dijawab bahwa saldo di tabungan sudah tinggal sedikit. Maka perjalananpun dilanjutkan, dan melalui jalan bebas hambatan (tol). Beberapa saat di jalan tol, si pengantar dengan sopan meminta agar kemudi diambil alih oleh temannya. Dengan beralasan bahwa kendaraan belum diserahterimakan, sehingga bisa merepotkan jika terjadi kecelakaan, maka beralihlah kemudi ke orang lain dan ia pun berpindah duduk di samping pak sopir. Di saat sedang menikmati kenyamanan kendaraan baru tersebut, tiba-tiba dari belakang sepasang tangan membekap mulut dan hidungnya dengan lap atau sapu tangan yang beraroma sangat tajam, hingga ia pun tak sadarkan diri…… Setengah tersadar, sekujur badan terasa sangat dingin. Setelah tersadar penuh, ia mendapati dirinya berada di tengah padang rumput di pinggir jalan tol. Beruntung, dompet dan seluruh isinya hanya diacak-acak hingga ia pun bisa pulang kembali ke rumah dengan selamat. ‘Beruntung’, hanya 10 juta saja yang dibawa oleh komplotan penipu yang memanfaatkan kekhilafannya siang itu….
        Teman, jika kita cermati kasus ini, maka tampak bahwa modus penipuan makin beragam, makin berotak, dan juga makin bermodal. Kebetulan, komplotan pada kasus ini masuk dalam kategori komplotan yang ‘sopan’, ‘baik hati’, dan main bersih (hampir tidak ada jejak yang ditinggalkan) . Bukan tidak mungkin di lain kesempatan, bisa saja komplotan seperti ini bermain kasar. Untuk itu selayaknya kita mengingatkan keluarga yang kita tinggalkan di rumah saat kita bekerja, dan juga kita sendiri tentunya, untuk lebih berhati-hati.
        ***

        Mengerikan! Kunci Mobil Menancap di Kelopak Mata Bayi 1 Tahun 

        bayidlmMissouri – Ajaib! Seorang bayi tertusuk matanya dengan kunci mobil. Insiden itu begitu mengerikan sampai-sampai kunci tersebut menembus otaknya.
        Tapi ajaib, bayi laki-laki itu selamat. Bahkan penglihatannya pun tak terganggu akibat kejadian itu.
        Keajaiban ini dialami Nicholas Holderman asal Missouri, AS seperti dilansir The Sun, Rabu (26/11/2008).
        Awalnya bayi berusia setahun itu terjatuh di rumahnya. Tangisan kencang Nicolas mengejutkan ayahnya, Chris yang buru-buru menghampiri buah hatinya itu. Betapa kagetnya Chris ketika melihat pemandangan mengerikan di depan matanya.
        Sepasang kunci menancap di sebelah kelopak mata Nicolas dan menembus otaknya. “Itu pemandangan yang sangat mengerikan melihat ini terjadi pada bayi Anda,” kata Chris.
        Ibu Nicholas, Staci, tak kalah kagetnya. “Saya yak akan pernah melupakan saat itu,” ujar wanita itu.
        Para dokter mengatakan, kunci-kunci itu bisa diangkat tanpa merusak otak Nicholas. Namun sebelah mata Nicholas pasti akan rusak.
        Namun ternyata, Tuhan berkehendak lain. Setelah diperiksa, dokter menemukan kalau penglihatan bayi itu sama sekali tidak terganggu.
        “Lima belas menit kemudian, seorang dokter lainnya mengatakan tak ada masalah. Kami tahu ini keajaiban dari Tuhan,” kata ayah sang bayi.
        Dua bulan kemudian, Nicholas tetap dalam kondisi sehat. Kisahnya banyak dibicarakan orang di kotanya, Perryville. Bayi itu pun dikenal banyak orang.

         

        Suami Tak Sengaja Tembak Istrinya Saat Sedang Bercinta 

        pistoldlmRita Uli Hutapea – detikNews
        Ohio – Seorang wanita dalam kondisi kritis karena ditembak suaminya sendiri. Namun kepada polisi, sang suami mengaku tak sengaja menembak istrinya saat mereka sedang bercinta!
        Kejadian ini terjadi di Ohio, AS seperti diberitakan saluran berita AS, WLWT dan dilansir Sydney Morning Herald, Jumat (5/12/2008).
        Timothy Havens mengaku pada polisi, dirinya akan mengambil sesuatu di atas meja yang terletak di pinggir tempat tidur ketika tangannya tanpa sengaja menyentuh pistol yang mendadak meletus. Pelurunya mengenai istrinya, Carolyn di bagian dada.
        “Senjata itu di persis di sebelah tempat tidur. Kami sedang berhubungan seks dan pistol itu meletus,” aku pria berusia 38 tahun kepada polisi.
        Akibat luka tembakan itu, Carolyn Havens (42) saat ini dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit di Dayton, Ohio.
        Polisi tidak dengan mudah mempercayai pengakuan Timothy. Pria itu bahkan ditangkap karena kemudian diketahui kalau dia telah mendapat perintah dari pengadilan untuk menjauhi istrinya itu.
        Timothy sebelumnya telah dipenjara selama 60 hari karena menganiaya istrinya itu. Hubungan suami istri itu memang sudah tak harmonis lagi karena sifat Timothy yang tak bisa mengendalikan emosinya. Timothy bahkan telah diperintahkan untuk mengikuti kelas manajemen kemarahan.(ita/nrl)